Yogurt Hasmilk
Yogurt Fresh Dibuat dari Susu Segar dari Peternakan Sendiri, Tiga Jenis Mengandung Probiotik Hidup. (Tanpa Pasteurisasi Ulang)
Minggu, 07 Agustus 2011
Jumat, 30 Juli 2010
WANITA TANGGUH DI BISNIS SUSU
Copyright © 2008 Company Name Powered by Pinbis Medan |
WAP INDOSIAR
HomeBackKisi-kisi
Usaha Peternakan Sapi Perah
Reporter: Jenny Tan, Yadi Supyandi
Juru Kamera: Damar Galih, l Agung Nugroho
Lokasi: Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat
Tayang : 7 Juli 2007 Pukul 07.00 WIB
Usaha peternakan sapi perah merupakan usaha peternakan yang cukup menguntungkan. Harganya berkisar antara tiga ribu hingga tiga ribu lima ratus rupiah per liter.
Permintaan terhadap susu sapi murni lokal dari pabrik pengolahan susu kini cukup tinggi, karena pasokan susu impor dari Australia dan Eropa semakin terbatas. Hal ini menyebabkan usaha peternakan sapi perah lokal kini lebih menjanjikan keuntungan.
danlt;divdangt;Salah satu usaha peternakan sapi perah terdapat di Sukabumi, Jawa Barat. Salah seorang pengelolanya Iwan Ramkar. Dia telah menekuni usaha ini sejak sepuluh tahun lalu, dengan dibantu dua puluh orang karyawan. danlt;/divdangt;
Lokasi peternakannya jauh dari pemukiman warga, di kawasan Cimangkok, Sukaraja, Sukabumi. Kawasan Cimangkok dapat ditempuh dari Kota Sukabumi sekitar sepuluh menit perjalanan, ke arah timur menuju Cianjur. Tepatnya di daerah Sukaraja. Suasana desa dan pegunungan begitu terasa begitu memasuki daerah ini.
danlt;img src=danquot;images/kisi-kisi/a_070709_sapi03.jpgdanquot; align=danquot;rightdanquot; height=danquot;157danquot; width=danquot;169danquot;dangt;Sapi perah yang dikembangkan di peternakan ini adalah sapi keturunan lokal jenis flag Holland. Sedikitnya terdapat delapan puluh ekor sapi yang dipelihara di peternakan ini. peternakan ini menggunakan pola pakan semi organic, dengan produksi susu murni sekitar 600 liter per hari.
Peternakan sapi perah idealnya berada di dataran tinggi, dengan ketinggian 700 hingga 1200 meter diatas permukaan laut.
Merawat sapi perah harus sabar. Sapi diberi makan dua kali sehari berupa rumput daun gajah dan pipilan daun jagung. Untuk 80 ekor sapi perah, dibutuhkan sekitar 40 kilo gram pakan setiap hari. Selain itu, juga diberi tambahan vitamin, konsentrat dan ampas tahu sebanyak tujuh kilogram.
Kandang sapi setiap hari harus dibersihkan. Sapinya juga harus dimandikan. Dalam satu hari, susu sapi diperah dua kali. Yaitu sekitar jam empat subuh dan jam empat sore. Diperlukan selang waktu pemerahan selama dua belas jam, untuk menjamin kualitas susu yang dihasilkan.
danlt;img src=danquot;images/kisi-kisi/a_070709_sapi02.jpgdanquot; align=danquot;leftdanquot; height=danquot;135danquot; width=danquot;143danquot;dangt;Produk susu sapi murni yang dihasilkan peternakan sapi perah yang dikelola iwan dipasarkan ke wilayah Sukabumi, Cianjur dan Bogor. Selain itu juga dipasarkan ke sejumlah sekolah di Sukabumi Jawa Barat, melalui program gizi sekolah yang di gagas pemda setempat.
Sejumlah pengecer dan pedagang susu murni setiap sore mengambil susu di peternakan ini. Untuk memberi nilai tambah pada harga jual susu. Iwan mengolah lagi susu segar menjadi susu pasteurisasi siap minum. Pengolahannya cukup sederhana. Mula-mula susu sapi segar dipanaskan dalam suhu sekitar delapan puluh derajat Celsius.
Lalu diberi gula dan aroma rasa buah-buahan seperti rasa lemon, strawbery dan vanilla. Setelah tercampur sempurna, susu dikemas dalam plastic. Kemudian didinginkan di dalam air di wadah steril Susu kemasan siap dijual dan disimpan di lemari pendingin. (Helmi Azahari/Sup)
(Last updated: Oct 04, 2007 12:56 WIB)
Menu Utama
MAJALAH PIP
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
HASMILK ON SCTV
http://berita.liputan6.com/ekbis/200707/144073/class=%27vidico%27
Pemerintah Kurang Memperhatikan Peternak Sapi Lokal
05/07/2007 06:29
Liputan6.com, Lembang: Kenaikan harga bahan baku susu impor hingga 100 persen membuat produsen susu mulai melirik peternak sapi perah lokal. Sebelumnya, keberadaan para peternak ini tak pernah dilirik pemerintah. Menurut Ketua Koperasi Peternak Sapi Perah Gunung Gede, Jawa Barat, Iwan Ramkar dalam perbincangannya dengan repoter SCTV, Bayu Sutiyono, di Liputan 6 Pagi, Kamis (5/7), akibat kebijakan itu kontribusi peternak sapi perah lokal sebagai pemasok susu nasional masih kecil.
Kondisi itu, menurut Iwan, sudah berlangsung lama. Ini lantaran keberpihakan pemerintah pada pabrik susu besar. Padahal, peternak sapi perah juga bisa memasok bahan dengan harga lebih murah ketimbang mengimpor bahan baku susu yang harganya lebih mahal.
Hal ini pula yang dirasakan Sumarna, peternak sapi perah di Lembang, Bandung, Jawa Barat. Daerah ini merupakan salah satu sentra susu di Indonesia. Peternak ini harus puas produk susu dari tiga sapi miliknya dihargai Rp 2.000 per liter oleh koperasi. Apabila kualitas susunya bagus koperasi menambah bonus sebesar Rp 700 per liter.
Namun, kenyataan ini bertolak belakang dengan pernyataan pihak Departemen Pertanian. Menurut Deptan keterbatasan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan susu dikarenakan ketersediaan pakan dan peremajaan sapi yang membutuhkan sedikitnya 5.000 ekor tiap tahun.
Dirjen Peternakan Deptan Mathur Riady mengatakan, selama ini produksi susu lokal hanya bisa memenuhi 30 persen kebutuhan susu dalam negeri. Sedangkan 70 persen sisanya masih harus diimpor. Bahkan, hingga 2010 hanya bisa memenuhi 40 persen kebutuhan nasional. Karena itu untuk mengatasi masalah tersebut pihaknya akan menggenjot produksi susu segar nasional [baca: Pemerintah Diminta Menangani Kenaikan Harga Susu].(YNI/Tim LIputan 6 SCTV)
Kondisi itu, menurut Iwan, sudah berlangsung lama. Ini lantaran keberpihakan pemerintah pada pabrik susu besar. Padahal, peternak sapi perah juga bisa memasok bahan dengan harga lebih murah ketimbang mengimpor bahan baku susu yang harganya lebih mahal.
Hal ini pula yang dirasakan Sumarna, peternak sapi perah di Lembang, Bandung, Jawa Barat. Daerah ini merupakan salah satu sentra susu di Indonesia. Peternak ini harus puas produk susu dari tiga sapi miliknya dihargai Rp 2.000 per liter oleh koperasi. Apabila kualitas susunya bagus koperasi menambah bonus sebesar Rp 700 per liter.
Namun, kenyataan ini bertolak belakang dengan pernyataan pihak Departemen Pertanian. Menurut Deptan keterbatasan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan susu dikarenakan ketersediaan pakan dan peremajaan sapi yang membutuhkan sedikitnya 5.000 ekor tiap tahun.
Dirjen Peternakan Deptan Mathur Riady mengatakan, selama ini produksi susu lokal hanya bisa memenuhi 30 persen kebutuhan susu dalam negeri. Sedangkan 70 persen sisanya masih harus diimpor. Bahkan, hingga 2010 hanya bisa memenuhi 40 persen kebutuhan nasional. Karena itu untuk mengatasi masalah tersebut pihaknya akan menggenjot produksi susu segar nasional [baca: Pemerintah Diminta Menangani Kenaikan Harga Susu].(YNI/Tim LIputan 6 SCTV)
HASMILK ON RADAR SUKABUMI
http://www.radarsukabumi.com/index.php?mib=berita.detail&id=59211
| ||||
Langganan:
Postingan (Atom)